Penemuan Situs Bersejarah di Tanah Jawa

Di Jalan Kaliurang geger, prosesi perluasan Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam tertua Yogyakarta itu kontan terhenti, diantara pekerja menyentuhkan cangkulnya ke bebatuan aneh. Hal ini seperti terjadi saat Petani menemukan artefak Candi Gebang, mengingatkan awal kisah penemuan Candi Sambisari yang terpendam abu Merapi hingga kedalaman 2,5 meter. Adanya bebatuan putih juga ditemukan tahun 2005 di Payak Bantul, sebuah pentirtaan dari abad 9 – 10 Masehi, hanya saja yang baru ditemukan di kaki Merapi ini adalah batuan andesit hitam yang bagus.
Sebuah Back-Hoe akhirnya didatangkan ke Kampus atas itu. Ketika potongan batu terangkat, petugas arkeolog BPPP mengakui adanya cagar budaya di kawasan Kampus UII. Itu adalah serpihan pagar langkan Pentirtaan, sebuah tempat upacara pengambilan air dari sumber terdekat, di bagian Barat dan Timur berukuran ± 3 meter, namun belum jelas ukuran dari Utara ke Selatan. Lebih dari 10 potongan batu diangkat dari timbunan tanah keruk yang memiliki pengacing bermotif polos, bersulur-sulur mawar dan motif rangkaian melati. Warta ini ada di halaman 7 koran Kedaulatan Rakyat 16/12/2009 www.kr.co.id.
Telah diketahui umum fakta-fakta baru ditemukannya artefak kebudayaan sekitar DIY oleh sebab Merapi, seperti bangunan candi, pentirtaan, patung, batu prasasti atau komplek istana. Tentang waktu keberadaan artefak kebudayaan itu bahkan diketahui dari ciri bebatuan khas Merapi yang diperkirakan hingga awal-awal Abad I Masehi, seperti penemuan Candi Pendem di daerah Babadan kaki Gunung Merapi yang hingga kini belum dieskavasi. Sejarah kebudayaan Mataram Kuno mungkin terhubung pada fakta-fakta penemuan benda arkeologi tersebut.
Tiba-tiba abu Merapi berterbangan jauh sekali menutupi muka Candi Borobudur, patung dan reliefya memutih terselimuti debu, sebab abu-abu gunungapi itu mengubur seluruh selasar bangunan disana dengan pasir lengket vulkanik yang merusak batuan candi. Fakta-fakta erupsi Merapi kali ini menguras air mata Jogja sekaligus mengungkit memori lama terkuburnya Candi Sambisari di dekat Candi Kalasan, dari bandara arah komplek Candi Prambanan di sebelah barat Candi Plaosan. Penduduk masih ingat beberapa penemuan benda-benda kuno pra-sejarah Jawa tersebut diatas terkait dengan meletusnya gunung Merapi.
Sejak peristiwa Gempa Jogja 2006, insan pariwisata disana menyatukan diri dalam sebuah kepentingan bersama, bau membau menyapu rintangan usaha. Saat Merapi meletus 26/10, mereka bergabung lagi dalam Jogja Tanggap Cepat atau wadah Java Tourism Care yang terdiri dari ragam pelaku kepentingan industri terkait. Hari Minggu ini (14/11) mereka melepas baju-baju resmi dari PT. Taman Wisata, HPI, Asita, PHRI, Kapurel, MPI, Dinas Pariwisata se-DIY, PT. GIA, JTC, Angkasa Pura I, APJBI, Polisi Pariwisata dan JTTC untuk kerja bhakti bersama di Candi Borobudur.
Sebelum berangkat mereka adakan Jumpa Press di Hotel Grand Quality dengan awak media jurnalistik baik cetak dan elektronik berkenaan mulai dibukanya Bandara Adi Sucipto dan Candi Borobudur sejak Selasa pagi, 16 November 2010. Setelah debu vulkanik disapu, stupa candi ditutup menghilangkan yang mengganggu operasional kerja. Bismillah usaha pariwisata dimulai lagi bersama aktivitas Merapi segera lepas dari status Awas atau erupsinya justru menarik wisatawan untuk datang kembali.***

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive

About Me

yani
seorang isteri yang luar biasa
Lihat profil lengkapku

Followers

point blank

point blank

histats